News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Jangan anggap remeh Kezaliman sesungguhnya Ia kegelapan pada hari kiamat

Jangan anggap remeh Kezaliman sesungguhnya Ia kegelapan pada hari kiamat

Banyak orang mengartikan kezaliman sebagai perbuatan melampaui batas terhadap orang lain dan memaksa mereka melakukan sesuatu yang tidak mereka kehendaki. Dengan pengertian ini mereka telah menyempitkan maknanya yang luas. Kezaliman artinya meletakkan sesuatu tidak secara proporsional baik dengan cara ditambah-tambahi atau dikurang-kurangi. Dengan pengertian yang luas ini, korban kezaliman bisa orang lain atau diri sendiri.

Oleh karena itu, hadits diatas memperingatkan manusia dari perbuatan zhalim, memerintahkan mereka agar menghindari dan menjauhinya karena akibatnya amat berbahaya, yaitu ia akan menjadi kegelapan yang berlipat di hari Kiamat kelak.

Ketika itu, kaum Mukminin berjalan dengan dipancari oleh sinar keimanan sembari berkata: “Wahai Rabb kami! Sempurnakanlah cahaya bagi kami”. Sedangkan orang-orang yang berbuat zhalim terhadap Rabb mereka dengan perbuatan syirik, terhadap diri mereka dengan perbuatan-perbuatan maksiat atau terhadap selain mereka dengan bertindak sewenang-wenang terhadap darah, harta atau kehormatan mereka; maka mereka itu akan berjalan di tengah kegelapan yang teramat sangat sehingga tidak dapat melihat arah jalan sama sekali.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda,

الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Para ulama menerangkan, dengan berpatokan pada hadits di atas, bahwa kezaliman merupakan sebab kegelapan bagi pelakunya yang akan membuatnya tidak bisa lagi menentukan arah/jalan yang akan dituju pada Hari Kiamat; atau bisa juga ia akan menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi pelakunya. (Syarhu Shahih Muslim, 16/350; Tuhfatul Ahwadzi, “Kitab al-Birr wa Shilah an Rasulillah”, “Bab Ma Ja`a fiz Zhulum”)

Mungkin ada di antara kita yang masih bertanya-tanya: apa yang dimaksud dengan zalim?

Dalam bahasa Arab, zhalim bermakna ‘meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya’. Asal kata zhalim adalah ‘kejahatan, melampaui batas, dan tidak bersikap adil’. (an-Nihayah fi Gharibil Hadits, “Bab azh-Zha’ ma’a al-Lam”)

Disadari atau tidak, kita sangat sering berbuat zalim, padahal ia bukanlah perkara yang remeh. Hukumnya haram dalam syariat Allah subhanahu wa ta’ala. Bahkan, Allah subhanahu wa ta’ala telah mengharamkan kezaliman bagi diri-Nya. Dia Yang Mahasuci berfirman dalam hadits qudsi,


يَا عِبَادِيْ، إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلاَ تَظَالَمُوْا 

“Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku, dan Aku mengharamkannya pula di antara kalian; maka janganlah kalian saling menzalimi. (HR. Muslim)

Penyebab terjadinya

Ibnu al-Jauziy menyatakan: “kezhaliman mengandung dua kemaksiatan: mengambil milik orang lain tanpa hak, dan menentang Rabb dengan melanggar ajaran-Nya… Ia juga terjadi akibat kegelapan hati seseorang sebab bila hatinya dipenuhi oleh cahaya hidayah tentu akan mudah mengambil i’tibar (pelajaran)”.

Barangkali, penyebabnya juga dapat dikembalikan kepada definisinya sendiri, yaitu tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dan hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman terhadap ajaran agama sehingga tidak mengetahui bahwa :

Hal itu amat dilarang bahkan diharamkan

Ketidakadilan akan menyebabkan adanya pihak yang terzhalimi

Orang yang memiliki sifat sombong dan angkuh akan menyepelekan dan merendahkan orang lain serta tidak peduli dengan hak atau perasaannya

Orang yang memiliki sifat serakah selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya sehingga membuatnya lupa diri dan mengambil sesuatu yang bukan haknya

Orang yang memiliki sifat iri dan dengki selalu bercita-cita agar kenikmatan yang dirasakan oleh orang lain segera berakhir atau mencari celah-celah bagaimana menjatuhkan harga diri orang yang didengkinya tersebut dengan cara apapun


Terapinya

Diantara terapinya –wallâhu a’lam- adalah:

Mencari sebab hidayah sehingga hatinya tidak gelap lagi dan mudah mengambil pelajaran

Mengetahui bahaya dan akibat dari perbuatan tersebut baik di dunia maupun di akhirat dengan belajar ilmu agama

Meminta ma’af dan penghalalan kepada orang yang bersangkutan selagi masih hidup, bila hal ini tidak menimbulkan akibat yang lebih fatal seperti dia akan lebih marah dan tidak pernah mau menerima, dst. Maka sebagai gantinya, menurut ulama, adalah dengan mendoakan kebaikan untuknya

Membaca riwayat-riwayat hidup dari orang-orang yang berbuat zhalim sebagai pelajaran dan i’tibar sebab kebanyakan kisah-kisah, terutama di dalam al-Qur’an yang harus kita ambil pelajarannya adalah mereka yang berbuat zhalim, baik terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain.

Semoga dapat menjadi peringatan yang bermanfaat.


وَذَكِّرۡ فَإِنَّ ٱلذِّكۡرَىٰ تَنفَعُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

Dan tetaplah memberikan peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang mukmin.” (adz-Dzariyat: 55)

Maka dari itu, hendaklah seorang hamba senantiasa memohon pertolongan kepada-Nya, agar dirinya dijauhkan dari perbuatan zalim.

Wallahu ta’ala a’lam bis-shawab.

Tags

Newsletter Signup

Barang siapa yang penampilan dhohirnya lebih berbobot daripada batinnya maka akan ringan timbangan nya nanti di hari kiamat.

Posting Komentar