News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

INGKAR MI'RAJ ATAU INGKAR MELIHAT WAJAH ALLAH SECARA LANGSUNG ?

INGKAR MI'RAJ ATAU INGKAR MELIHAT WAJAH ALLAH SECARA LANGSUNG ?

Ada anak Kiyai mengatakan dalam laman youtubenya  :

"Orang yang Ingkar Mikraj adalah Siti Aisyah."

Sumber : https://kalam.sindonews.com/read/365320/69/gus-baha-orang-yang-ingkar-mikraj-adalah-siti-aisyah-1615809832/

Pernyataan anak Kiyai ini sudah banyak yang bantah, termasuk Ustadz Badrussalam Lc hafidzahullah dalam akun facebooknya.

Dalil yang dijadikan hujjah pembenaran atas pendapatnya itu adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Berkata Aisyah radhiyallahu anha :

من زعم أن محمدًا رأى ربه فقد أعظم الفرية على الله

“Siapa yang meyakini bahwa Muhammad pernah melihat Tuhannya, berarti dia telah membuat kedustaan yang besar atas nama Allah.” (HR. Bukhari Muslim).

Padahal hadits ini menjelaskan tentang mengingkari orang yang mengatakan Nabi shalallahu alaihi wasallam melihat wajah Allah secara langsung, bukan hanya berbentuk cahaya.

Perkataan Aisyah radhiyallahu anha ini dikuatkan dengan riwayat yang lain.

Berkata Abdullah Bin Syaqiq rahimahullah :

لأَبِي ذَرٍّ لَوْ أَدْرَكْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَسَأَلْتُهُ فَقَال عَمَّا كُنْتَ تَسْأَلُهُ قُلْتُ أَسْأَلُهُ هَلْ رَأَى مُحَمَّدٌ رَبَّهُ فَقَالَ قَدْ سَأَلْتُهُ فَقَالَ نُورٌ أَنَّى أَرَاهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

Aku berkata kepada Abu Dzar seandainya aku bertemu dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam niscaya aku bertanya kepadnya. Ia berkata; mengenai apakah engkau bertanya? Aku berkata; aku bertanya kepadanya; apakah Muhammad melihat Tuhannya? Ia berkata; sungguh aku telah bertanya kepada beliau dan beliau berkata; Itu hanyalah cahaya, bagaimana mungkin aku melihatNya?  (HR. Muslim, Turmudzi dan yang lainnya). 

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda :

تَعَلَّمُوا أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَمُوتَ

“Ketahuilah, bahwa tidak ada seorang pun melihat Tuhannya Azza Wa Jalla sampai dia meninggal dunia." (HR. Muslim).

Ada sebagian sahabat, yang tidak sepakat dengan Aisyah radhiyallahu anha. Mereka berpendapat bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam melihat Allah ketika mi'raj. Diantaranya adalah Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma.

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma :

رأى ربه فتدلى فكان قاب قوسين أو أدنى

Beliau melihat Tuhannya dan mendekat. Sehingga jaraknya seperti dua busur atau lebih dekat. (HR. Turmudzi. Berkata Syekh Al-Albani : Hadits Shahih).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah tentang perselisihan pendapat ini :

كان النزاع بين الصحابة في أن محمدا صلى الله عليه وسلم هل رأى ربه ليلة المعراج؟ فكان ابن عباس رضي الله عنهما وأكثر علماء السنة يقولون: إن محمدا صلى الله عليه وسلم رأى ربه ليلة المعراج وكانت عائشة رضي الله عنها وطائفة معها تنكر ذلك

Perselisihan yang terjadi di kalangan para sahabat adalah apakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya pada malam isra mi’raj? Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan mayoritas ulama ahlus sunah berpendapat bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Tuhannya ketika isra mi’raj. Sementara Aisyah dan beberapa tokoh yang bersamanya, mengingkari aqidah ini. (Majmu’ Fatawa, 3/386).

Jadi sangatlah jelas yang diingkari Aisyah radhiyallahu anha bukan mi'rajnya, tetapi melihat Allah secara langsung dengan mata kepala sendiri. Karena beliau berkeyakinan, seseorang tidak bisa melihat wajah Allah secara langsung selagi masih ada di dunia.

Kalau manusia biasa (selain Nabi shalallahu alaihi wasallam), para salaf dan para imam sepakat, bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melihat Allah secara langsung selagi masih hidup di dunia ini.

Berkata Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah :

" اتفق أئمة المسلمين على أن أحدا من المؤمنين لا يرى الله بعينه في الدنيا ، ولم يتنازعوا إلا في النبي صلى الله عليه وسلم خاصة ، مع أن جماهير الأئمة على أنه لم يره بعينه في الدنيا ، وعلى هذا دلت الآثار الصحيحة الثابتة عن النبي صلى الله عليه وسلم والصحابة وأئمة المسلمين " انتهى من " مجموع الفتاوى " (2 / 335) . 

“Para imam umat Islam telah sepakat bahwa tidak ada seorangpun dari kalangan umat Islam dapat melihat Allah dengan kedua matanya di dunia. Mereka semua tidak berselisih kecuali pada Nabi sallallahu alaihi wa sallam secara khusus, padahal mayoritas (jumhur) para imam (berpendapat) tidak ada yang melihat dengan kedua matanya di dunia. Hal ini yang ditunjukkan atsar shoheh dan tetap dari Nabi sallallahu alahi wa sallam, para shahabat dan para imam umat Islam.” Selesai dari ‘Majmu Fatawa, (2/335).

Dan Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :

كل من ادعى أنه رأى ربه بعينيه قبل الموت فدعواه باطلة باتفاق أهل السنة والجماعة ؛ لأنهم اتفقوا جميعهم على أن أحدا من المؤمنين لا يرى ربه بعيني رأسه حتى يموت " .

انتهى من " مجموع الفتاوى " (3 / 389) 

“Semua orang yang mengaku melihat Tuhannya dengan kedua matanya sebelum mati, maka pengakuannya itu batil menurut kesepakatan ahlus sunah wal jamaah. Karena meraka semua sepakat  bahwa tidak seorangpun dari kalangan orang mukmin tidak mungkin melihat Allah dengan kedua mata kepalanya sampai dia meninggal dunia.” Selesai dari ‘Majmu fatawa, (3/389).

Musa alaihis salam telah meminta untuk melihat Allah Ta’la, akan tetapi Allah tidak mengabulkan hal itu. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ . الأعراف/143.

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau." Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku." Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu[565], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman." (QS.Al-A’raf: 143).

Berkata Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah Ta'ala :

" وقد ثبت بنص القرآن أن موسى قيل له : ( لَنْ تَرَانِي ) وأن رؤية الله أعظم من إنزال كتاب من السماء ، كما قال تعالى : ( يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ فَقَدْ سَأَلُوا مُوسَى أَكْبَرَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالُوا أَرِنَا اللَّهَ جَهْرَةً ) فمن قال إن أحدا من الناس يراه ؛ فقد زعم أنه أعظم من موسى بن عمران ، ودعواه أعظم من دعوى من ادعى أن الله أنزل عليه كتابا من السماء " . انتهى . " مجموع الفتاوى " (2 / 336) .

“Telah ada ketetapan dengan nash Qur’an bahwa Musa dikatakan kepadanya (Engkau tidak akan bisa melihat-Ku) bahwa melihat Allah itu lebih agung dibandingkan dengan menurunkan kitab dari langit. Sebagaimana firman Allah ta’ala:

“Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit. Maka sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata: "Perlihatkanlah Allah kepada kami dengan nyata." QS. An-Nisa’: 153.

Kalau ada salah seorang manusia melihat-Nya. Maka dia menyangka lebih agung dibanding dengan Musa bin Imron. Pengakuannya lebih agung dari pada pengakuan orang yang mengaku Allah telah menurunakn kitab dari langit.” Selesai dari Majmu’ Fatawa, (2/336).

Kalau melihat wajah Allah di akhirat, maka para salaf dan para imam sepakat bahwasanya wajah Allah bisa dilihat.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :

ولهذا اتفق سلف الأمة ، وأئمتها ، على أن الله يُرى في الآخرة ، وأنه لا يَراه أحدٌ في الدنيا بعينه . "مجموع الفتاوى" (2/230) . 

Dan oleh karena itu para ulama salaf dan imam-imamnya sepakat bahwa Allah dilihat di akhirat dan tidak ada seorang pun melihat dengan matanya di dunia.‘ (Majmu Fatawa, 2/230).

Allah Ta’ala berfirman :

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23)

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhan-nyalah mereka melihat” (QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ، كَمَا تَرَوْنَ هَذَا القَمَرَ، لاَ تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ

“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian (pada hari kiamat), sebagaimana kalian melihat bulan ini (purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika melihat-Nya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عِيَانًا

“Kalian akan melihat Rabb kalian secara langsung (dengan mata kepala)” (HR. Bukhari).

Oleh:Ustadz Abu Fadhel Majalengka 


Tags

Newsletter Signup

Barang siapa yang penampilan dhohirnya lebih berbobot daripada batinnya maka akan ringan timbangan nya nanti di hari kiamat.

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar