News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

APAKAH SETIAP KEBAIKAN KITA, HARUS DICERITAKAN?

APAKAH SETIAP KEBAIKAN KITA, HARUS DICERITAKAN?

K
isah Ali Zainal Abidin dan Ibnul Mubarak rahimahumallah

Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar hafizhahullah

Beberapa waktu sepeninggal Zainal Abidin, kalangan fakir miskin kota Madinah merasakan perubahan yang nyata. Tidak ada lagi karung-karung berisi tepung yang biasanya mereka temukan di depan pintu rumah di kala pagi.

Iya, sudah cukup lama berlangsung sebuah misteri tentang sedekah untuk kaum fakir miskin. Sekian lama berjalan di kota Madinah, kaum fakir dan miskin merasa sangat terbantu dengan seseorang yang bersedekah di malam hari, tanpa seorang pun yang mengetahui siapa orang tersebut.

Ketika itu, sejumlah kerabat dan sahabat yang memandikan jenazah Zainal Abidin menemukan bekas kehitam-hitaman di punggungnya. Semua informasi dan data dipadukan, ternyata lelaki misterius yang setiap malam berkeliling kota Madinah sambil memanggul karung-karung berisi tepung untuk kaum fakir dan miskin adalah Ali bin Al Husain Zainal Abidin.

Beramal itu bukan untuk dilihat orang!

Beribadah itu bukanlah bertujuan untuk disanjung dan dipuji sesama.

Apakah Anda merasa kurang afdhal jika setelah ”berbuat” tidak ada sanjungan yang datang?

Apakah Anda merasa lebih hebat jika setelah "berbuat" nama Anda disebut-sebut?

Di belahan bumi yang lain, pada latar waktu yang lain, Abdullah bin Al Mubarak senang sekali berkunjung ke Thursus untuk turut berjaga-jaga di benteng kaum muslimin di tapal batas. Setiap kali beliau tiba, kaum muslimin selalu menyambutnya dengan hangat. Mereka berusaha untuk menimba ilmu dari Abdullah bin Al Mubarak. Salah seorang dari mereka terdapat anak muda yang nampak bersemangat.

Suatu saat, Abdullah bin Al Mubarak berkunjung kembali ke Thursus. Anak muda penuh semangat yang dikenalnya tidak nampak terlihat. Setelah ditanyakan oleh beliau, ternyata anak muda itu sedang menjalani hukuman penjara karena terlilit hutang. Abdullah bin Al Mubarak pun meminta keterangan tentang kepada siapakah anak muda itu berhutang.

‘Jangan engkau ceritakan kepada siapa pun!‘ pesan Abdullah bin Al Mubarak kepada orang yang menghutangi anak muda itu. Pesan itu dititipkan oleh Abdullah bin Al Mubarak setelah beliau melunasi hutang-hutang anak muda tersebut yang mencapai 10.000 dirham.

Abdullah bin Al Mubarak lalu meninggalkan negeri Thursus. Sekira jarak dua marhalah, terlihat seorang anak muda mengejar Abdullah bin Al Mubarak dengan terburu-buru. ”He, anak muda. Dari mana saja engkau? Aku tidak melihatmu sejak beberapa waktu yang lalu?” tanya Abdullah bin Al Mubarak.

”Aku dipenjara karena terlilit hutang. Tiba-tiba ada seseorang yang datang untuk melunasi hutang-hutangku tersebut, sehingga aku pun dibebaskan dari penjara.” anak muda itu menjawab.

Abdullah bin Al Mubarak hanya tersenyum sambil mendoakan kebaikan untuk sang pemuda.

Tidak ada kata yang terucap oleh Abdullah bin Al Mubarak, ”Akulah orang yang melunasi hutang-hutangmu, anak muda.” Juga beliau tidak bercerita kepada orang-orang, "Anak muda itu dibebaskan dari penjara karena aku yang membantunya." Semua dilakukan secara diam-diam, rahasia, dan tidak ada keinginan ada seorang pun yang mengetahuinya.

Bagaimana dengan Anda? Bukankah Anda selalu bersemangat untuk mengupdate status Anda? Bahwa Anda telah berbuat ini dan berbuat itu? Bukankah Anda merasa senang dan puas melihat sederet panjang komentar dari sahabat dan kerabat Anda? Pernah merasa bersedih ketika tidak ada satu pun komentar yang datang?

Lalu apakah mamang harus bercerita? Jangan-jangan...? Semoga saja tidak.

Diringkas dari artikel Majalah Qudwah edisi 11 vol.01 2013 (https://www.atsar.id/2019/10/apakah-setiap-kebaikan-kita-harus-diceritakan.html?m=1)

Tags

Newsletter Signup

Barang siapa yang penampilan dhohirnya lebih berbobot daripada batinnya maka akan ringan timbangan nya nanti di hari kiamat.

Posting Komentar