News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Shohihkah Tambahan Kalimat 'WABIHAMDIHI' Dalam Dzikir Saat Rukuk dan Sujud ?

Shohihkah Tambahan Kalimat 'WABIHAMDIHI' Dalam Dzikir Saat Rukuk dan Sujud ?

Bismillah

By: Berik Said


Tentang dzikir saat RUKU yang dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan redaksi : 'SUBHAANA ROBBIYAL AZHIM (tanpa tambahan  'Wabihamdihi) -ini diantaranya diriwayatkan oleh Muslim (767)-, dan saat SUJUD  membaca SUBHAANA ROBBIYAL A'LAA (tanpa  'wabihamdihi) -ini diantaranya diriwayatkan oleh Muslim (772)-,  ana nyaris tak menemukan perselisihan ulama tentang keshohihan haditsnya. 

Namun ternyata ada pula yang berisi tambahan 'WABIHAMDIHI' di ujung masing-masing dzikir di atas, sebagaimana hadits dan penjelasannya akan disebutkan di bawah ini:

Hadits Terkait Tambahan 'WABIHAMDIHI'

'Uqbah bin Amir radhiallahu anhu menceritakan:

وكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إذا ركع قال سبحانَ ربِّي العظيمِ وبحمدِه ثلاثًا ، وإذا سجد قال سبحانَ ربِّي الأعلَى وبحمدِه

"Dan adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di kala RUKU membaca Subhaana Rabbiyal Azhiimi WABIHAMDIHI 3x, dan apabila SUJUD beliau membaca Subhaana Rabbiyal A'la WABIHAMDIHI ." 

Periwayat Hadits di Atas

*Abu Dawud (869); 

*Ibnu Majah (887), 

*Ahmad (17414). 

Hadits di atas juga ada yang bersumber dari Hudzaifah Al Yamani radhiallahu anhu.

DERAJAT HADITS DI ATAS

Para Ulama telah berselisih pendapat dalam masalah tambahan Wabihamdihi ini sejak dahulu. 

Ada yang mengatakan haditsnya telah memenuhi syarat, dan ada yang menyatakannya dho'if sehingga tak boleh digunakan.

Awalnya kami ingin menampilkan seluruh argumentasi pihak yang menshahihkan dan mendha'ifkan riwayat tersebut, namun jika kami tulis semuanya, maka ini terlalu panjang dan mungkin perlu disendirikan masalah ini dalam risalah khusus. 

Maka di sini kami hanya ingin menjelaskan secara garis besar saja.

Benar sejumlah ulama ahli hadits telah menshahihkan hadits Wabihamdihi ini.

Diantara ulama yang menshahihkan adalah Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Shohihul Jami' no. 4734. 

Namun dalam Dhaif Sunan Abu Dawud hal. 70-71, no.880 beliau mendha'ifkannya. 

Sementara dalam Ashlu Shifat Shalat Nabi II:650-657 beliau mencantumkan lagi hadits ini.

Namun bagi ana sendiri, sampai hari ini tidak merasa nyaman dengan hadits tersebut, dan ana lebih cenderung dengan pendapat ulama yng melemahkannya, sebagaimana penjelasannya ana  cantumkan di bawah ini

BEBERAPA ULAMA YANG MENDHO'IFKAN HADITS INI

* ABU DAWUD 

Abu Dawud rahimahullah -PADAHAL BELIAU ORANG YANG MERIWAYATKAN HADITS TAMBAHAN WABIHAMDIHI ITU SENDIRI-  setelah meriwayatkan hadits tersebut beliau berkata:

وهذه الزيادة نخاف أن لا تكون محفوظة

"Tambahan (Wabihamdihi) ini aku khawatir TIDAK TERPELIHARA (PERIWAYATANNYA)." 

(Lihat Sunan Abu Dawud tahqiq al Arna'uth II:152, no.870)

* IMAM AHMAD rahimahullah pernah mengatakan:

أما أنا فلا أقول وبحمده

"Adapun saya, maka SAYA TIDAK MENGUCAPKAN (TAMBAHAN) 'WABIHAMDIHI'.  (Al Mughni I: 361)

*AL BAZAAR rahimahullah mengatakan:

زيادة [وبحمده] وتركها، أحسبها أتت من سوء حفظ ابن أبي ليلى

"Tambahan Wabihamdihi, dan (HENDAKLAH) MENINGGALKANNYA, sebab aku memprediksikan (riwayat tambahan Wabihamdihi ini -pent) datang (dari) JELEKNYA HAFALAN ABI LAYLA (salah satu mata rantai hadits ini -pent)" 

(Al Bahru az Zakhar VII:322)

* Seorang Ulama besar Madzhab Syafi'i, yakni IBNU SHOLAH rahimahullah juga mengingkari tambahan wabihamdihi ini. 

(Sebagaimana dikutip oleh asy Syaukani rahimahullah dalam Nailul Authar II:246)

* Imam ASY SYAUKANI rahimahullah mengatakan:

طرقه ضعيفة

"Jalur-jalur periwayatannya LEMAH !" 

*(As sailul Jarrar I:288)

*SYAIKH MUQBIL rahimahullah Beliau pernah berkata:

فيه زيادة وبحمده الظاهر أنها صالحة لكن ليست بالقوة مثل سبحان ربي العظيم

"Didalamya ada tambahan Wabihamdihi. 

Zhahirnya hadits ini kelihatan shalih (baik), namun SEBENARNYA TIDAK KUAT seperti Subhaana Rabbiyal Azhiimi saja (tanpa Wabihamdihi)." 

(Ithaaful Muqbil bi Syarhi Shifati Shalatan Nabi lil Muqbil hal. 41. Risalah ini sebenarnaya penjelasan Syaikh Muqbil rahimahullah saat beliau mengajarkan masalah shalat di tempat ta'limnya, yang lalu oleh salah satu muridnya, yakni Syaikh Abu Abdir Rahman Abdul Hafizh bin Abdillah Barahim al Aamiri al Hadhrami hafizhahullah dihimpun menjadi satu tulisan tersendiri, dan bahkan diberi ulasan olehnya)

*Syaikh  ABDUL MUHSIN AL 'ABBAD hafidzhahullah

Beliau pernah ditanya:

هل يكتفي المصلي في حال السجود بقوله: سبحان ربي الأعلى، أم أنه يقول: سبحان ربي الأعلى وبحمده ؟

Apakah seseorang yang sedang shalat saat sujudnya cukup mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la, ataukah ia mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la Wabihamdihi ?

Beliau menjawab:

يكفيه أن يقول: سبحان ربي الأعلى، فهذا هو الذي لابد منه ...

"Cukup baginya mengucapkan Subhaana Rabbiyal A'la, maka inilah yang semestinya dilakukan olehnya…" 

(Syarah Sunan Abi Dawud oleh Syaikh Abdul Muhsin al Abbad no.107. Kitab ini sebenarnya rekaman audio Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah saat beliau mensyarah Kitab Sunan Abi Dawud yang kemudian dibukukan)

KESIMPULAN 

Pada akhirnya, penulis risalah ini sampai saat ditulisnya risalah ini lebih cenderung tidak menggunakan lafazh Wabihamdihi. 

Sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa kami lebih memilih sikap ini:

1) Sebagai Ihtiyath (kehati-hatian) 

Dikarenakan diragukannya status hadits tersebut. Bukankah Tinggalkan apa yang meragukanmu, dan ambil yang telah pasti?

2). Sementara bacaan yang telah jelas keshahihannya yang tidak menggunakan tambahan redaksi Wabihamdihi ini cukup banyak, maka pilih saja yang telah jelas shahihnya.

Wallahu a'lam.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin

Tags

Newsletter Signup

Barang siapa yang penampilan dhohirnya lebih berbobot daripada batinnya maka akan ringan timbangan nya nanti di hari kiamat.

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama

Posting Komentar